Program Menghafal Al-Qur’an
- PENDAHULAN
Al-Qur’an merupakan kitab panduan hidup bagi komunitas
manusia, 14 abad yang lalu Allah turunkan dan kehadirannya sebagai kitab
petunjuk (QS. 2: 2).
Gaya Al-Qur’an
yang tidak tertandingi dan yang luar biasa merupakan bukti yang pasti bahwa ia
adalah firman Allah. (QS. 2 : 23,24 )
Disamping itu,
Al-Qur’an mempunyai banyak ciri mu’jizat yang membuktikan bahwa ini merupakan
wahyu dari Allah. Bukan hasil cipta, rasa dan karya Muhammad. Bahkan
kemu’jizatannya telah membangun inspirasi baru, paradigma baru bagi kebenaran
ilmiah yang diungkap pada era kekinian dengan teknologi abad ke-20.
Al-Qur’an adalah Manhajul Hayat / Pedoman Hidup dari ummat Islam.
Al-Qur’an diturunkan Allah SWT kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW untuk
dibaca, dipelajari, dipahami dan diamalkan. Allah SWT akan memberikan karunia
kepada hamba-hambanya yang senantiasai membaca dan mengamalkan Al-Qur’an.
“Sesungguhnya
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan
diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak
akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah
kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Mensyukuri” (Al-Qur’an
surat Fathir: 29-30).
Salah
satu cara untuk mempermudah pemahaman dan pengamalan Al-Qur’an adalah dengan menghafalnya. Generasi Sahabat Rasululloh SAW adalah generasi yang hafal
Al-Qur’an. Bahkan salah satu alasan dikumpulkan dan dituliskannya Al-Qur’an
adalah karena kekhawatiran para salafushalih akan“hilangnya” Al-Qur’an dari
umat Islam disebabkan banyaknya para sahabat penghafal Qur’an yang syahid pada
medan jihad di masa itu.
Sabda
Rasululllah SAW: “Perumpamaan orang yang beriman yang membaca (dekat dengan Al-Qur’an) bagaikan buah utrujah,
baunya harum rasanya lezat…” (HR Muslim).
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17).
A.
Pengertian Al-Qur’an dan Tahfidz
Al-Qur’an
secara etimologi bentuknya isim masdar, diambil dari kata قَرَأَ- يَقْرَأُ- قِرَاءَةً وَقُرْأَنًا yang merupakan sinonim dengan kata قِرَاءة Sedangkan secara terminologi Al-Qur’an kalamullah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW, sebagai mukjizat yang tertulis dalam lembaran-lembaran, yang
diriwayatkan secara mutawattir, dan membacanya merupakan ibadah.
B.
Hukum menghafal Al-Qur’an
Menurut
Imam Nawawi hukum menghafal Al-Qur’an adalah fardu kifayah. Yakni kewajiban
yang ditujukan kepada semua mukallaf atau sebahagian dari mereka yang apabila
diantara mereka (cukup sebahagiannya saja) melaksanakannya maka akan
mengugurkan dosa yang lainnya (yang tidak melaksanakan) dan apabila tidak ada
seorangpun yang melaksanakan kewajiban tersebut maka dosanya ditanggup bersama.
Orang yang
melaksanakan fardu kifayah itu mempunyai kelebihan tersendiri dari pada orang
yang melaksanakan fardu ‘ain, karena dia mengugurkan dosa umat yang tidak melaksanakan.
Imam Haramain dalam kitab Al-Giyaai
mengungkapkan bahwa fardu kifayah lebih utama dari pada fardu ‘ain
Dilihat dari
bahwa pelakunya menutupi dan mengugurkan dosa umat islam yang lainnya sedangkan
fardu ‘ain hanya untuk diri sendiri.
C.
Metode Menghafal
Al-Qur’an
Berbicara metode menghafal Al-Qur’an,
tentu setiap orang berbeda. Langkah pertama adalah membuka dan membaca ayat
yang ingin dihafal, kemudian membacanya sendiri berulang – ulang sambil melihat
mushaf Al-Qur’an. Setelah itu, kemudian pikih cara/ metode menghafal
a.
Metode tasalsuli
(menghafal secara berantai),
yaitu menghafal satu halaman Al-Qur’an dengan cara menghafal satu ayat
sampai hafal dengan lancar, kemudian pindah ke ayat kedua sampai benar-benar
lancar, setelah itu, gabungkan ayat 1 dengan ayat 2 tanpa melihat mushaf. Jangan berpindah ke ayat selanjutnya kecuali ayat selanjutnya lancar,
begitu juga seterusnya ayat ketiga, hingga satu halaman jika memungkinkan,
kemudian gabungkan dari ayat pertama sampai terakhir.
b.
Metode jam’ii
(menghafal secara menggabungkan),
yaitu menghafal satu halaman Al-Qur’an dengan cara
menghafal satu ayat sampai lancar, berpindah kemudian berpindah ke ayat kedua,
setelah ayat kedua lancar berpindah ke ayat ketiga, begitu juga seterusnya
sampai satu halaman. Kemudian
setelah dapat menghafal satu halaman, menggabungkan hafalan dari ayat yang pertama sampai terakhir tanpa
melihat mushaf. Ini juga kalau mampu digabungkan satu halaman sekaligus, kalau
dianggap sulit, maka dibagi dua menjadi setengah halaman dengan melihat mushaf
terlebih dahulu dan setelah itu, membacanya tanpa melihat mushaf. Dan setengah
yang kedua pun demikian, setelah lancar, maka gabungkan setengah pertama dan
setengah kedua dengan cara dihafal.
c.
Metode muqsam
(menghafal dengan cara membagi-bagikan),
yaitu menghafal satu halaman Al-Qur’an dengan cara membagi-bagi menjadi
beberapa bagian, setiap bagian itu menghafalnya secara tasalsul (mengulang dari
awal), setelah tiap-tiap bagian telah sempurna (satu halaman) dihafal, kemudian
disatukan/digabungkan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya sampai
seluruh bagian dapat digabungkan tanpa melihat mushaf. Metode ini pertengahan
antara metode tasalsul dan jam’ii.
d.
Metode tafhimi
(menghafal
dengan memahami maknanya terlebih dahulu). Yaitu memulai menghafal dengan cara
memahami arti global terlebih dahulu dari objek ayat yang akan dihafal. Jadi
faktor utama adalah, usaha untuk memahami terlebih dahulu alur cerita atau
berita yang terkandung dalam ayat tersebut.
e.
Talqin
Talqin adalah pendiktean. Talqin ini dimaksudkan untuk memastikan
(kebenaran) penyampaian/pengucapan/hafalan.
Tahapan ini untuk memastikan bahwa ayat yang sudah dibaca dan (akan/telah)
dihafal sudah diklarifikasi penyampaiannya melalui instrumen simbol berupa
huruf latin. di tahapan inilah, optimalisasi kerja otak kanan dilakukan. Di
samping mengingat (fungsi otak kiri) kata dan huruf pertama ayat, juga
mengkait-eratkannya dengan (transliterasi) melalui simbol huruf latin. Praktek
Talqin dilakukan dengan:
Ø
Mengingat
simbol huruf latin sebagai pengikat hafalan ayat
Ø
Sembari
menggunakan cara di atas, silahkan membaca ayat yang akan (/telah) dihafal min.
5 kali.
Ø
Mengulangi
hafalan dengan mengingat simbol latin atas huruf pertama di ayat yang sedang
dihafal
II. KURIKULUM
TAHFIDZ ADH DHUHAA
A.
Target Hafalan
NO
|
KELAS
|
SEMESTER
|
TARGET
HAFALAN
|
1.
|
7
|
I
|
Juz 30/Tartil
|
II
|
Juz 1- 3
|
||
2.
|
8
|
I
|
Juz 4- 6
|
II
|
Juz 7-9
|
||
3.
|
9
|
I
|
Juz 10 – 12
|
II
|
Juz 13- 15
|
||
4.
|
10
|
I
|
Juz 16- 18
|
II
|
Juz 19- 21
|
||
5.
|
11
|
I
|
Juz 22 – 24
|
II
|
Juz 25 – 27
|
||
6.
|
12
|
I
|
Juz 28 – 29
|
II
|
Muroja’ah 30 juz
|
B.
Program Pembelajaran
Jumlah
Hafalan/Hari
|
Waktu yang dibutuhkan untuk menghafal
|
||
Minggu
|
Bulan
|
1
semester (6 bulan)
|
|
½ Halaman
|
2 ½ Halaman
|
10
halaman
|
60
halaman (3 Juz)
|
v Target dalam satu semester ( 6 Bulan) 3 Juz, satu
bulan 10 halaman
v Efektip 24 minggu (6 X 4 minggu) 24 minggu, perminggu 2 ½ Halaman
v Satu MID
semester 1 ½ Juz ( 3 bulan = 30 halaman)
v Dalam satu minggu 5 hari waktu efektif belajar
( 5 X 24 minggu) 120 hari,
v Satu hari ½ Halaman
C.
Strategi pelaksanaan
a.
Khitobah/Ceramah
Cara
pencampaian informasi yang bersifat satu arah dari
penceramah/muhafidz/muhafdzah kepada santri/I, sebenarnya strategi ini lebih
berorientasi pada pemberian motivasi dan dorongan untuk tetap bersemangat dalam
menghafal Al-Qur’an.
Agar proses
penyampaian informasi dapat berlangsung dengan menarik dan efektip maka perlu
dilengkapi dengan alat bantu media secara kreatif.
b.
Muhajjahah/talaqqi/setoran hafalan
Strategi ini
digunakan untuk mengevaluasi penugasan menghafal Al-Qur’an.dilakukan secara
berkelompok dibimbing lansung oleh ust/ustzh
D.
Strategi Menghafal
Beberapa strategi berikut hanya sebagai referensi atau acuan. Dapat terus
dikembangkan sesuai kebijakan masing-masing musyrif dan perkembangan situasi.
a.
Ayat atau surat yang akan dihafal dibaca secara berulang-ulang paling tidak
10 kali.
b.
Ayat atau surat yang akan dihafal terlebih dahulu dipelajari terjemahnya
layaknyasebuah narasi atau cerita berbahasa arab.
c.
Banyak mendengarkan bacaan murottal para syaikh.
d.
Sebelum disetorkan ke pembimbing, ayat yang telah dihafal disetorkan kepada
partner atau teman.
e.
Ayat yang telah dihafal disetorkan kepada musyrif/ musyrifah
E.
Penilaian
a.
Penilaian dilakukan tiap hari, sudah terlampir dalam buku
mutaba’ah tahfidz (progress report). Tiap musyrif/musyrifah melakukan penilaian
terhadap perkembangan santri/I
b.
Penilaian tiga bulan dilakukan dalam Ujian Tengah
Semester
c.
Penilaian enam bulanan dilakukan dalam Ujian Semester
II.
SCHEDUELE OF TAHFIDZ ACTIVITY
a. Tahfidz daily
activity
NO
|
PUKUL
|
AKTIFITAS
|
TEMPAT
|
1.
|
05.00 – 06.30
|
- tahsin
- Qiro’ah
Binnadzor
- Talaqqi
|
Asrama putri
|
2.
|
08.00 – 09.45
(senin,
selasa, jumat )
|
- Tajwid
- Tahsin
- Talaqqi
|
Kelas Islamic
|
3.
|
12.30 – 13.00
|
- Qiro’ah
binnadzor
|
Asrama pa & pi
|
4.
|
15.30 – 16.00
|
- Tilawah/murojaah
|
|
5.
|
17.30 - 18.00
|
- Qiro’ah
binnadzor
|
|
6.
|
20.00 - 21.00
|
- Menghafal
|
b. Tahfidz Week
Activity
· Tasmi’ dilaksanakan pada hari minggu Jam : 09.30 sd 12.00
c. Tahfidz Month
Activity
· Family Learning Dilaksanaknakan pada minggu kedua Jam : 08.00 sd selesai
d. Tasmi’ akbar
a.
Program Tasmi’
v Program Bulanan
- Learning family
Belajar bersama orang tua di pekan kedua, hafalan yang
sudah dihafal dites dan disimak langsung sama orang tua. Untuk santri/i yang
diluar kota menggunakan media komunikasi untuk belajar bersama orang tua
- Tasmi’ bilqghoib
Kegiatan tasmi’ bilghoib akbar dipandu langsung sama
musyrif/musyrifah di halaqoh tahfidz dilaksanakan
dipekan ke empat
v Program Mingguan
- Tasmi’ Bilghoib
Semua anak – anak halaqoh tahfidz dibagi menjadi beberapa kelompok, yang
akan tasmi’ pada pekan pertama,ketiga dan keempat.
- Qiyamullail
v Program
Harian
b.
Jenis- jenis muroja’ah
·
Murojaah ketika sholat
Membacakan ayat yang sudah dihafal atau yang sudah disetorkan
musyrif/musyrifah
·
Murojaah sama musyrif/musyrifah
Murojaah bersama musyrif/musyrifah dilaksanakan dari pkl 20.00 sd
21.00 WIB
·
Murojaah sendiri
Murojaah dilaksanakan setiap hari sebelum dan sesudah melaksanakan sholat
fardhu selama 20 menit.
·
Murojaah Fatner
Murojaah bersama teman yang akan dilaksanakan pada malam hari atau 20 menit
sebelum sholat maghrib.
c. Program Tahunan
-
MTQ
Program MTQ ini adalah sejenis kegiatan lomba yang akan m
-
MHQ Akbar
-
Mabit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar